2013-02-28

cara meningkatkan daya ingat

1. Tarik Nafas Dalam-dalam.
Dengan bernafas melalui hidung anda bisa meningkatkan fungsi otak anda dengan cepat. Menarik nafas dalam-dalam memberikan asupan oksigen lebih banyak pada darah anda, dan tentunya pada otak anda. Tingkat oksigen rendah pada darah anda akan mengurangi fungsi otak anda. Jika anda berminat, anda bisa mencoba melakukan olahraga pernafasan.
2. Buatlah Jurnal.
Catharine M. Cox, seorang penulis buku, pernah mempelajari kebiasaan 300 orang jenius – seperti Isaac Newton, Einstein, dan Thomas Jefferson – dan menemukan bahwa semua orang jenius tersebut merupakan penulis jurnal atau buku harian yang rajin. Juga, ingatlah bahwa Thomas Edison menulis 3 juta halaman catatan, surat, dan pemikiran pribadinya dalam ratusan jurnal pribadi sepanjang hidupnya.
3. Belajarlah Sebanyak Mungkin.
Ketika kita mempelajari hal-hal baru, kita menciptakan bagian aliran arus syaraf baru dalam otak kita. Orang yang “pintar” adalah seseorang yang memiliki aliran arus lebih banyak dibandingkan dengan orang lain. Otak manusia akan menciptakan aliran arus syaraf dengan mempelajari hal-hal baru; dan semakin beragam hal yang dipelajari, semakin “pintar” pula otak kita.
4. Belajarlah Membaca Cepat.
Photo Reading merupakan teknik yang sangat mudah dipelajari yang akan membantu anda memproses informasi tertulis dalam jumlah besar lebih cepat dan membantu anda mengingat informasi tersebut lebih baik dibandingkan dengan metode tradisional yang diajarkan di sekolah.
Meskipun kebanyakan teknik membaca cepat mengajarkan anda cara untuk menggerakkan mata anda dengan lebih cepat dalam setiap halaman yang anda baca, Photo Reading merupakan sistem membaca yang mengajarakan anda untuk menggunakan pikiran sadar dan bawah sadar anda ketika membaca. Pada dasarnya, Photo Reading dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa bahan bacaan yang mudah dibaca dengan menerapkan beberapa teknik yang berbeda setiap waktu. Bahan pertama melibatkan pikiran sadar anda dan menggunakan metode lain untuk meningkatkan daya ingat anda dan memahami materi.
5. Ambil Waktu Singkat untuk Beristirahat Secara Berkala.
Belajarlah selama 20 menit lalu ambil waktu untuk beristirahat secara singkat. Metode ini efektif karena hal-hal yang anda pelajari pada awal dan akhir pada sesi belajar anda akan bertahan lebih lama dalam ingatan anda. Anda bisa mengunduh (download) Motivator Software secara cuma-cuma sehingga setiap 20 menit akan muncul pesan pada komputer anda yang mengingatkan anda untuk beristirahat.
6. Gunakan Akronim untuk Mengingat Informasi.
Akronim merupakan bentuk singkatan yang dibentuk dari huruf awal setiap kata. Metode ingatan ini akan membantu anda untuk mempelajari informasi dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat. Sebagai contoh, “Every Good Boy Does Fine” merupakan akronim yang sering digunakan para musisi untuk mengingat nada dalam kunci tertentu.
7. Sarapan Pagi.
Sarapan telah terbukti dapat meningkatkan daya konsentrasi, kemampuan memecahkan masalah, kinerja mental, daya ingat, dan mood. Sarapan merupakan kesempatan pertama bagi tubuh untuk mengisi ulang level glukosa setelah periode 8 hingga 12 jam tanpa makanan. Glukosa merupakan sumber utama energi bagi tubuh anda.
8. Gunakan Tubuh Anda untuk Membantu Anda Mempelajari Sesuatu.
Gerakan tubuh merupakan proses kunci dalam perkembangan dan proses belajar. Brain Gym (Olahraga Otak) merupakan program olahraga yang sederhana, yang dikembangkan selama 25 tahun oleh para spesialis pendidikan, Dr. Paul Dennison. Brain Gym dapat membantu anda dalam hal-hal sebagai berikut:
- Pemahaman
- Konsentrasi
- Berpikir secara abstrak
- Daya ingat
- Keletihan mental
- Kemampuan menyelesaikan tugas
- Keseimbangan fisik dan koordinasi
Klik disini untuk menemukan 3 latihan Brain Gym yang bisa anda lakukan (”Brain Buttons”, “Cross Crawl”, and Hook Ups”).
9. Meditasi.
Neuropsychologist mengatakan bahwa meditasi dapat mengubah struktur otak anda. Hasil scan MRI dari para meditator menunjukkan kegiatan otak lebih banyak dalam sirkuit otak anda khususnya dalam memperhatikan sesuatu. Ketika suara-suara mengganggu diperdengarkan pada para meditator yang sedang melalui Scan MRI, suara-suara tersebut hanya memiliki pengaruh kecil pada area dalam otak mereka yang melibatkan emosi dan proses pengambilan keputusan dibandingkan dengan orang-orang yang tidak bermeditasi atau meditator yang kurang berpengalaman.
10. Jauhi Makanan yang Mengandung Gula.
Karbohidrat dalam bentuk apapun – seperti pasta, roti putih dan keripik kentang – dapat membuat anda merasa lelah dan malas. Efek dari memakan makanan ini akan membuat anda sulit berpikir jernih. Hal ini merupakan hasil dari insulin yang mengalir dalam darah anda untuk menangkal kadar gula yang terlalu tinggi.
11. Olah Kecerdasan Emosional (EI) Anda.
Selama bertahun-tahun publik memberikan banyak penekanan pada aspek kecerdasan, seperti kemampuan berpikir logis, matematis, pemahaman ruang, analogi, verbal, dan lain-lain. Namun, selama beberapa tahun terakhir, banyak orang merasa mereka membuang potensi yang mereka miliki dengan berpikir, bersikap, dan berkomunikasi dalam cara-cara yang menghambat peluang mereka mencapai kesuksesan. Kecerdasan emosi diakui sebagai kemampuan meta fisik yang memungkinkan anda untuk memanfaatkan kemampuan serta bakat yang anda miliki secara optimal. Ikutilah tes kecerdasan emosi disini.
12. Manfaatkan Setiap Waktu Anda.
Manfaatkan setiap waktu, contohnya ketika anda menggunakan transportasi publik atau mengantri, secara produktif. Selesaikan teka-teki silang atau Sudoku ketika menunggu di antrian dan dengarkan program audio ketika menggunakan transportasi publik.
13. Jogging.
Seorang pakar menjelaskan bahwa anda bisa meningkatkan mood, mencegah hilang ingatan, mempertajam kecerdasan anda, dan bekerja dengan lebih baik hanya dengan mengolah detak jantung anda dan berkeringat. Bukti ilmiah menunjukkan bahwa olahraga aerobic membentuk kembali otak kita untuk mencapai kinerja optimal.
14. Latih Semua Indra Anda.
Para ilmuwan menemukan bahwa otak manusia belajar paling efektif melalui kegiatan-kegiatan yang melibatkan berbagai indra. Anak-anak dan orang dewasa belajar sangat baik ketika mereka belajar melalui kegiatan yang melibatkan penglihatan, suara, emosi, timbale balik, orientasi ruang, dan bahkan indra pengecap dan perasa.
Mike Adams, seorang penulis buku, menjelaskan dalam bukunya bahwa seorang anak yang diberikan definisi “tanpa bobot” secara verbal memperoleh informasi mengenai kata tersebut melalui 1 dimensi: pendengaran. Jika anda menunjukkan kepada seorang anak film mengenai seorang astronot yang mengapung di luar angkasa ketika anda mengucapkan kata “tanpa bobot”, anda memberikan informasi kata tersebut melalui 2 dimensi; dimana si anak melihat dan mendengar kata tersebut. Dan jika anda menyuruh si anak melompat-lompat menggunakan trampoline dan meneriakkan kata “tanpa bobot” ketika si anak berada di udara, pengertian kata tersebut akan semakin tertanam lebih dalam di otaknya.
15. Latihlah Gelombang Otak Alpha Anda.
Penelitian menemukan bahwa kondisi ideal untuk belajar adalah ketika otak sedang dalam kondisi santai, namun tetap fokus dan terjaga. Dalam keadaan ini gelombang otak berjalan sekitar 8 hingga 12 siklus per detik, yang dikenal dengan istilah kondisi alpha.
16. Konsumsilah Antioksidan.
Antioksidan melindungi sel-sel tubuh anda, termasuk sel otak anda. Beberapa makanan dengan kandungan antioksidan tinggi antara lain: kismis, bluberry, blackberry, bawang putih, cranberry, strawberry, bayam, dan raspberry.
17. Gunakan Intuisi Anda.
Belajarlah untuk menggunakan intuisi menjadi sebuah proses mengumpulkan informasi. Dengan mengandalkan intuisi anda, anda memperluas kewaspadaan dan mengarahkan anda pada alam bawah sadar anda untuk mengumpulkan informasi dari lingkungan sekitar anda.

Pendidikan masa depan

Jangkaan Masa Depan Terhadap Aplikasi Teknologi dalam Kandungan Kurikulum dan Penilaian Sekolah Menengah: Satu Kajian Delphi

Saedah Siraj, and Faridah Abdullah, (2005) Jangkaan Masa Depan Terhadap Aplikasi Teknologi dalam Kandungan Kurikulum dan Penilaian Sekolah Menengah: Satu Kajian Delphi. Jurnal Pendidikan, 25 (Malay Language Version) . pp. 5-26. ISSN 0126-5261
[img]PDF - Requires a PDF viewer such as GSview, Xpdf or Adobe Acrobat Reader
170Kb

Affiliations

University of Malaya. Faculty of Education
University of Malaya. Faculty of Education

Abstract

The purpose of this study was to obtain experts‘ consensus on technological application for the future in curriculum contents and evaluation at secondary school level. Eleven experts involved in ICT and educational technology were chosen as respondents. The Delphi Technique was used for this study. The study revealed that 27 technological tools are forecasted to be developed in 15 years to come and 29 items associated with the effects on technology application in curriculum content have reached experts’ consensus. All items that represent future forecast of technological application at secondary school evaluation have reached experts‘ consensus. The findings of this study also indicated technological development has a significant impact on curriculum content and evaluation thus increasing the necessity for curriculum designers in planning for future changes.
Item Type:Journal
Keywords:Computer assisted instructions, Technology applications in education, Secondary schools, Malaysia
Subjects:L Education
ID Code:5387
1. Amara, R. C., & Salancik, G. R. (1971-1972). Forecasting: From conjectural art toward science. Technological Forecasting and Social Change, 3, 415-426.
2. Ayers, R.U. (1969). Technological forecasting and long-range planning. NY: McGraw-Hill.
3. Brumby, M. N. (1984). Misconceptions about the concept of natural selection by medical biology students. Science Education, 68(4), 493-503.
4. Czinkota, M. R., & Ronkainen, I. A. (1997, Disember). International business and trade in the next decade: Report from a Delphi Study. Journal of International Business Studies, 28(4), 827-844. Dimuat turun pada November 5, 2005, daripada http://www.palgrave-journals.com/jibs/journal/v28/n4/index.html
5. Drucker, P. F. (1989). The new realities: In government and politics, in economics and business, in society and world view. New York: Harper.
6. Dublin, M. (1989). Future hype: The tyranny of prophecy. New York: Plume. Fatimah Hamid Don (1992). Penyediaan kurikulum bagi mencapai matlamat Wawasan 2020: Peringkat institusi pengajian tinggi. Kerta kerja Seminar Kebangsaan PSIMA Ke 3, Persatuan Psikologi Malaysia, Kuala Lumpur.
7. Fatimah Hamid Don (1992). Penyediaan kurikulum bagi mencapal matlamat Wawasan 2020: Peringkat institusi pengajian tinggi. Kerta kerja Seminar Kebangsaan PSIMA Ke 3, Persatuan Psikologi Malaysia, Kuala Lumpur.
8. Gates, B., Myhrvold, N., & Rinearson, P. (1995). The road ahead. New York: Viking.
9. Gordon, T. J. (1994). Cross-impact method. Washington DC: The United Nations University.
10. Gordon, T. J. & Hayward, H. (1968, Disember). Initial experiments with the Cross-Impact Matrix Method of forecasting. Futures, 2, 100-116.
11. Hass, G. (1987). Curriculum planning: A new approach. Boston: Allyn.
12. Klopfenstein, B. C. (1985). Forecasting the market for home video players: A retrospective analysis (Videodisc player, videocassette recorder, technology RCA, VCR). PhD The Ohio State University. AAT 8510588. Dimuat turun pada Ogos 5, 2005, daripada http://wwwlib.umi.com/dissertations/fullcit/8510588
13. Linstone, H. A., & Turoff, M. (Eds.). (1975). The Delphi method: Techniques and applications. Reading, MA: Addison-Wesley.
14. McDougall, A., & Squires, D. (1997). A framework for reviewing teacher professional development programs in information technology. Journal of Information Technology for Teacher Education, 6(2). Dimuat turun pada Januari 15, 2005, daripada http://www.triangle.co.uk/jit/content/maincontents.asp
15. McGill, J. L. (1998). Computer competencies needed by secondary teachers to be proficient using microcomputers in teaching. PhD Kansas State University. Dimuat turun pada Ogos 13, 2005, daripada http://wwwlib.umi.com/dissertations/preview/8819240
16. Mills, S. C., & Tincher, R. C. (2003). Be the technology: A development model for evaluating technology integration. Journal of Research on Technology in Education, 35(3), 382-401.
17. Ohmae, K. (1990). The borderless world: Power and strategy in the interlinked economy. New York: Harper.
18. Robbins, S. P. (1996). Organizational behavior: Concepts, controversies, applications. Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall.
19. Saedah Siraj (1999). Kurikulum ke arah pembentukan golongan pemikir, perekacipta dan profesional. Jurnal Kurikulum, 1(2), 42-56.
20. Saedah Siraj (2000). Intelek sebagai tumpuan pembinaan kurikulum. Dimuat turun pada November 8, 2000, daripada http://www.planetklik.com.my
21. Saedah Siraj (Ed.). (2001a). Perkembangan kurikulum: Teori dan amalan. Sg. Buloh, Selangor: Alam Pintar.
22. Saedah Siraj (2001b). Pembinaan kurikulum. Dimuat turun pada Mac 2, 2001, daripada http://www.planetklik.com.my
23. Saedah Siraj (2002a, Julai 16). Pengajian kurikulum masa depan untuk pendidikan berkualiti. Ucap Utama di UMS Executive Management Workshop, University of Muhammadiyyah Surakarta, Surakarta, Indonesia.
24. Saedah Siraj(2002b, Jun 17). Curriculum planning for future education. Ucap Utama di Seminar on Curriculum and Instruction, CIS, University of Prince Songkla, Pattani Campus, Thailand.
25. Saedah Siraj (2002c). Polisi dan halatuju dasar kurikulum masa depan. Dlm. Sufean Hussin (Ed.), Inovasi dasar pendidikan: Amalan perspektif sistem dan inovasi (hh. 67-79). Kuala Lumpur: Penerbit Universiti Malaya.
26. Saedah Siraj (2003, Mac 27). M-Learning curriculum for the future. Ucap Utama 2. Dlm. Proceedings of the International Conference on Mobile Learning (ICML), Universiti Malaya, Kuala Lumpur.
27. Slaughter, R. A. (1996, November). The knowledge base of futures studies as an evolving process. Futures, Vol. 28(9), 799-812. Dimuat turun pada Ogos 15, 2005, daripada http://www.sciencedirect.com/science?_ob=MImg&_imagekey=B6V653VWC55R2&_cdi=5805&_user3464026&orig=search&_coverDate=11%2F30%2F1996&_sk=999719990&view=c&wchp=dGLbVzzzSkWA&d=ff70d3ca2fb4ba2110c9a1d61ef32a00&ie=/sdarticle.pdf
28. Saedah Siraj (1997). Implementing foresight for future generations. Dlm R. Slaughter (Ed.), The knowledge base of Futures Studies, Volume 3: Directions and Outlooks. Hawthorn, Victoria, Australia: DDM.
29. Stewart, J. O’Halloran, C., Harrigan, P., Spencer, J. A., Barton, J. R., & Singleton, S. S. (1999, Julai 24). Identifying appropriate tasks for the preregistration year: Modified Delphi Technique. BMJ, 319, 224-229. bmj.com. eCME. Dimuat turun pada Mac 13, 2005, daripada http://bmj.bmjjournals.com/cgi/content/abstract/319/7204/224
30. Toffler, A. (1970). Future shock. New York: Random House.